Selain Bitcoin, Ethereum adalah salah satu aset digital yang juga banyak diperbincangkan di zaman sekarang.
Harga mata uang digital Ethereum yang terus meningkat hingga 1.000 persen pada beberapa pekan lalu, tentu menjadi salah satu alasannya kenapa aset digital ini mencuri perhatian publik.
Menariknya, nggak sedikit pula orang yang akhirnya tertarik untuk berinvestasi pada instrumen mata uang digital satu ini karena dinilai sangat menjanjikan.
Namun, kamu tahu nggak sih apa yang dimaksud Ethereum itu sendiri? Yuk, cari tahu jawabannya di sini!
Apa itu Ethereum?

Ethereum adalah platform blockchain yang dirancang untuk mengeksekusi kontrak pintar (smart contract) dan memungkinkan siapapun untuk membangun aplikasi terdesentralisasi (DApps) di atasnya tanpa keterlibatan perantara (pihak ketiga).
Sederhananya, Ethereum adalah platform yang memanfaatkan teknologi blockchain yang sudah ada sebelumnya, tetapi dirancang agar cara penggunaan dari teknologi tersebut bisa lebih efisien dibandingkan teknologi blockchain biasa.
Itulah kenapa Ethereum sering juga dijuluki sebagai Blockchain 2.0 berkat kecanggihannya tersebut.
Hal yang paling membedakan Ethereum dengan blockchain terdahulu adalah kehadiran dua fitur canggih, yakni smart contract dan DApps.
Adapun, smart contract yang dipakai Ethereum berfungsi agar transaksi hanya dapat dilakukan ketika memenuhi kondisi tertentu untuk menghindari kemungkinan kecurangan dalam jaringan.
Contohnya, A memberikan B pekerjaan dengan upah sebesar Rp100.000. Maka, dengan fitur smart contract ini si B baru bisa menerima upahnya tersebut setelah pekerjaan selesai dilakukan sesuai perjanjian.
Sementara, Decentralized Application (DApp) adalah aplikasi terdesentralisasi yang tidak memiliki server sentral.
Platform Ethereum juga memiliki mata uang kripto (cryptocurrency) bernama Ether (ETH) yang bisa digunakan sebagai alat transaksi pembayaran atau pun dipertukarkan di exchange layaknya Bitcoin.
Berapa Harga Ethereum?

Menjadi salah satu mata uang digital dengan kapitalisasi terbesar kedua di dunia setelah Bitcoin, maka tak heran jika Ethereum banyak diburu orang sebagai aset investasi.
Bukan hanya itu, harganya yang terus melambung tinggi pun menjadi alasan mengapa mata uang kripto ini terlihat sangat menjanjikan.
Hal ini bisa dilihat dari sejarah perkembangan harganya, di mana pada tahun 2016 silam yaitu setahun setelah sistem Ethereum diluncurkan, harga Ether pada saat itu masih berada di kisaran Rp80.000 - Rp90.000 per 1 kepingnya.
Hingga pada bulan Februari 2021 lalu, update terbaru menyebutkan bahwa harga Ether akhirnya mencetak rekor tertingginya di angka Rp26,8 juta per keping.
Meskipun begitu, sama seperti harga saham yang terus mengalami fluktuasi, harga Ether pun dapat turun atau juga naik.
Oleh karena itu, jangan terlalu terburu-buru memutuskan untuk membeli Ether di harganya yang sedang melambung saat ini, karena nggak menutup kemungkinan kalau harganya tersebut dapat turun drastis suatu saat.
Apalagi, kalau kamu ingin membelinya sebagai instrumen investasi. Bukannya untung malah bisa-bisa buntung, geng!
Jadi, tetap ingat bahwa di balik potensi profitnya yang tinggi, investasi mata uang digital seperti Ether pun masuk dalam kategori risiko tinggi (high risk).
Perbedaan Ethereum dan Bitcoin

Menjadi dua contoh mata uang kripto yang paling populer di dunia, perlu kamu ketahui juga bahwa Bitcoin dan Ethereum tidaklah sama.
Perbedaan yang paling mencolok di antara keduanya yaitu tujuan dan fungsinya. Di mana, Bitcoin menawarkan sistem uang elektronik peer-to-peer untuk pembayaran atau transfer.
Sementara itu, Ethereum hanya memfokuskan blockchain-nya untuk menjalankan program terdesentralisasi, termasuk salah satunya pembayaran atau transfer Ether.
Untuk lebih jelasnya, berikut Jaka berikan karakteristik Bitcoin dan Ethereum dalam poin-poin berikut.
Bitcoin
- Blockchain Bitcoin digunakan untuk transfer peer-to-peer manual uang digital.
- Bitcoin hanya tersedia sebanyak 21 juta unit.
- Fungsi kripto Bitcoin berfokus pada aspek transaksi dan penyimpanan aset digital.
- Hanya memerlukan waktu rata-rata transaksi sekitar 10 menit.
Ethereum
- Blockchain Ethereum digunakan untuk membangun smart contract dan DApp.
- Ether merupakan mata uang kripto Ethereum.
- Tidak ada batasan jumlah Ether yang dibuat dari proses mining.
- Hanya memerlukan waktu beberapa detik untuk transaksi.
Cara Mining Ethereum

Pada dasarnya, ada dua metode yang bisa kamu lakukan untuk menambang mata uang kripto Ethereum, Ether (ETH). Pertama, dengan membelinya, kemudian yang selanjutnya yaitu dengan menambangnya (mining).
Sama halnya seperti penambangan Bitcoin, menambang Ether juga sudah menjadi salah satu kegiatan yang umum dilakukan pada semua mata uang digital.
Penambangan atau mining mata uang kripto sendiri merupakan proses untuk memverifikasi setiap jaringan blockchain. Yang mana, saat penambangan berhasil terverifikasi maka akan mendapat imbalan berupa mata uang digital baru (Ether baru).
Terdapat 3 cara mining yang perlu kamu ketahui, yakni:
1. Cloud Mining ETH
Cloud Mining ETH merupakan proses penambangan ETH dengan cara membeli CPU power dari perusahaan Data Center untuk menambang dari cloud.
Cara ini termasuk mudah karena kamu tidak memerlukan mining rig atau software khusus dan menggunakan daya listrik yang terlalu besar.
2. Pool Mining ETH
Pool Mining adalah proses di mana sekelompok miner menggabungkan sumber daya mereke berupa komputer untuk menambang ETH ataupun cryptocurrency lainnya.
Hasil akhirnya akan dibagi secara merata sesuai dengan kontribusi dari tiap penambang.
3. Personal Mining ETH
Personal Mining merupakan proses menambang cryptocurrencies menggunakan sumber daya sendiri. Proses ini lebih menguntungkan, namun membutuhkan modal yang cukup besar.
Karena membutuhkan perangkat dengan spesifikasi tinggi, Jaka tidak menyarankan kamu untuk mengikuti cara menambang Ethereum di laptop karena berpotensi besar bikin laptop rusak.
Cara Menambang Ethereum di HP

Seperti yang sudah Jaka sering bilang, bahwa proses mining ini bukanlah suatu hal yang dapat dilakukan oleh setiap orang karena prosesnya yang sanagt rumit dan membutuhkan perangkat komputer berspesifikasi tinggi.
Google Play Store pun melarang perangkat-perangkat Android untuk melakukan penambangan langsung dari device. Namun, kamu masih bisa memantau proses penambanganmu lewat aplikasi-aplikasi yang tersedia.
Cara mining Eth di Android bisa kamu lakukan melalui aplikasi jual beli crypto, salah satunya adalah aplikasi Pintu yang sudah pernah Jaka bahas sebelumnya.
Akhir Kata
Sekian pembahasan mengenai definisi, perbedaan Ethereum dan Bitcoin, harga, hingga cara mining Ethereum yang bisa Jaka sajikan kali ini.
Nggak bisa dipungkiri bahwa mata uang kripto Ethereum ini sangatlah menggiurkan, ditambah dengan sejarah perkembangan harganya yang terus melambung tinggi bahkan hingga ribuan persen.
Namun, mending kita tunggu mata uang digital asli Indonesia yaitu Central Bank Digital Currency (CBDC) saja yang diwacanakan akan diterbitkan oleh BI, geng.
Baca juga artikel seputar Finansial atau artikel menarik lainnya dari Shelda Audita