Kadang, cerita dalam film diangkat dari kisah nyata seorang tokoh yang hidupnya dianggap menarik untuk difilmkan, baik karena kesuksesan maupun kegagalan yang dialami supaya kita mengambil pelajaran darinya.
Jika dibandingkan dengan genre lain, film biografi menjadi genre film yang sebagian besar jalan ceritanya didasarkan pada kehidupan tokoh asli.
Meskipun demikian, bukan berarti semua yang ada di film biografi juga terjadi di dunia nyata. Sutradara maupun produser kadang mendramatisasi jalan cerita demi kepentingan film tersebut.
Mau tahu apa saja hal-hal yang sebenarnya bohongan di film-film biografi yang selama ini kamu tonton? Yuk, simak penjelasan Jaka berikut ini.
1. Walk the Line (2005)

Walk the Line bercerita tentang kehidupan Johnny Cash (Joaquin Phoenix), seorang musisi musik country yang mendapatkan kesempatan untuk melakukan tur bersama musisi terkenal June Carter (Reese Witherspoon).
Ketika karir Johnny meningkat, kehidupan pernikahannya dengan Vivian Cash (Ginnifer Goodwin) justru berantakan.
Dalam kehidupan nyata, Johnny memang pada akhirnya menikah dengan June. Namun, film ini menggambarkan Vivian sebagai seorang istri yang buruk dan selalu mempertanyakan talenta serta ambisi Johnny.
Padahal, Vivian yang asli adalah seorang istri sekaligus ibu yang peduli dan penyayang. Anak-anak Johnny dan Vivian bahkan sampai mengatakan bahwa film ini memberikan terlalu banyak kritik tidak penting terhadap ibu mereka.
2. The Blind Side (2009)

Dibintangi oleh Sandra Bullock sebagai Leigh Anne Tuohy, The Blind Side mengangkat isu rasialisme.
Film ini bercerita tentang Michael Oher (Quinton Aaron), seorang remaja Afrika-Amerika tunawisma yang diangkat anak oleh keluarga kulit putih. Tuohy membantu Oher selama proses belajar dan mendorongnya menjadi seorang atlet American Football.
Meskipun film ini mengesankan Tuohy sebagai alasan di balik kesuksesan Oher, namun kenyataannya kerja keras Oher sendiri yang menjadikannya sebagai bintang National Football League (NFL) di dunia nyata.
Faktanya, Oher sudah pernah bermain Football sebelumnya, tidak seperti di film yang menggambarkan ia benar-benar baru dalam olahraga tersebut. Oher dalam film juga dibuat minim dialog agar tidak mengalihkan perhatian penonton dari performa Sandra Bullock.
3. Amadeus (1984)

Mengisahkan kehidupan tragis komposer Mozart (Tom Hulce), film Amadeus diceritakan dari sudut pandang Antonio Salieri (F. Murray Abraham) yang merupakan komposer saingan Mozart.
Salieri digambarkan sebagai seseorang yang terlupakan, baik secara personal maupun karya musiknya. Melihat kesuksesan Mozart yang berkembang begitu pesat, dari anak didiknya hingga menjadi komposer terkenal melebihi dirinya, Salieri tenggelam dalam kecemburuannya.
Kenyataannya, Salieri bukanlah seseorang yang kesepian sebagaimana dalam film, karena ia menikah dan memiliki delapan anak. Ia dan Mozart juga berteman dekat hingga akhir hidup Mozart.
Meskipun tidak pernah se-terkenal Mozart, namun karya-karya Salieri juga diakui pada zamannya.
4. The King's Speech (2010)

Seorang raja tetapi gagap bicara? Masalah ini benar-benar dialami oleh Raja George VI yang diperankan oleh Colin Firth di film The King's Speech, geng.
Sebagai seorang raja yang harus memimpin Inggris melalui Perang Dunia II, tentunya Raja George VI harus tampak berwibawa dan mampu menyampaikan pidato dengan lancar.
Untungnya, terapis bicara Lionel Logue (Geoffrey Rush) datang untuk membantu mengatasi masalah tersebut. Saking akrabnya, Logue bahkan memanggil Raja George VI yang memiliki nama asli Albert dengan panggilan Bertie.
Sayangnya, hal ini justru menimbulkan kemarahan di antara sejarawan Kerajaan Inggris. Mereka mengatakan bahwa seorang rakyat biasa seperti Logue tidak mungkin memanggil raja dengan nama panggilannya langsung.
Tidak perlu khawatir, geng, karena hal ini hanya terjadi di film. Di kehidupan nyata, Logue tetap memanggil Raja George VI dengan sebutan Your Majesty, kok.
5. The Social Network (2010)

The Social Network menceritakan awal pembentukan Facebook oleh Mark Zuckerberg (Jesse Eisenberg) di masa kuliah setelah putus dari mantannya, Erica Albright (Rooney Mara). Zuckerberg membuat media sosial ini agar bisa kembali berpacaran dengan Albright.
Tetapi, hal itu hanya terjadi di film. Faktanya, Zuckerberg di kehidupan nyata tidak membuat Facebook untuk memenangkan kembali hati Albright, karena ia hanyalah tokoh fiksi.
Jadi, ketika kamu melihat opening scene di mana karakter Albright marah-marah dan menghina Zuckerberg, semua itu tidak pernah terjadi di dunia nyata, ya, geng.
Lagipula, selama berkuliah, Zuckerberg asli berpacaran dengan Priscilla Chan yang kemudian menjadi istrinya hingga saat ini.
6. The Imitation Game (2014)

The Imitation Game berhasil meraih kesuksesan finansial besar terlepas dari beberapa hal tidak akurat di dalamnya.
Film ini bercerita tentang kehidupan Alan Turing (Benedict Cumberbatch), seorang ahli matematika asal Inggris yang membantu memecahkan kode enigma pasukan Jerman pada Perang Dunia II.
Turing di kehidupan nyata adalah seorang gay, dan film ini juga membahas fakta tersebut, termasuk tentang pengebirian yang harus ia jalani.
Tetapi, penambahan karakter antagonis bernama John Cairncross (Allen Leech), seorang mata-mata Soviet yang mengancam menyebarkan rahasia Turing mengenai seksualitasnya merupakan hal fiksi untuk menambah drama di film.
Hal ini juga dianggap sebagai pengalihan dari tokoh yang lebih kejam, yaitu pemerintah Inggris, karena akibat kebijakan mereka terhadap orang-orang gay menyebabkan Turing bunuh diri.
7. Bohemian Rhapsody (2018)

Rami Malek menampilkan akting yang sangat meyakinkan sebagai Freddie Mercury, vokalis utama grup band rock Queen, di film Bohemian Rhapsody. Peran ini membuatnya meraih piala Oscar untuk kategori Aktor Terbaik pada 2019.
Meskipun demikian, Malek dinilai terlalu kecil dan pendek untuk memerankan Freddie. Sasha Baron Cohen yang menjadi pilihan awal untuk memerankan musisi bernama asli Farrokh Bulsara ini dinilai lebih cocok secara postur tubuh.
Perbedaan antara film biografi ini dengan kehidupan asli Mercury tidak hanya dari segi fisik, melainkan juga jalan cerita.
Bagi kamu yang sudah menonton film ini, pasti kamu ingat scene ketika Mercury memutuskan untuk meninggalkan Queen dan bersolo karier, kan? Di sini, ia terkesan mengkhianati teman-temannya karena memutuskan untuk mengejar mimpinya sendiri.
Kenyataannya, dua teman band-nya, yaitu Brian May dan Roger Taylor, telah bertahun-tahun melakukan solo karier terlebih dahulu.
Dikabarkan, hal tersebut yang menyebabkan Cohen keluar dari proyek film ini. Ia menganggap keterlibatan May dan Taylor sebagai produser membuat Bohemian Rhapsody tidak akurat dan terkesan sebagai sarana untuk menjaga nama baik mereka.
Akhir Kata
Demikian 7 hal di film-film biografi yang sebenarnya nggak terjadi di dunia nyata. Meskipun mengangkat kisah hidup tokoh asli, namun nggak semua yang ada di film biografi benar-benar terjadi dunia nyata, ya, geng.
Jadikan saja pembelajaran dari tokoh-tokoh inspiratif tersebut agar kamu lebih semangat berprestasi seperti mereka.
Baca juga artikel seputar Film atau artikel menarik lainnya dari Sheila Aisya Firdausy.