Omicron Tekan Pasar Saham, Harga Kripto Berhasil Ke Zona Hijau

Harga kripto berkapitalisasi pasar besar (big cap) berhasil rebound ke zona hijau pada Senin (29/11/2021) pagi waktu Indonesia.

Sebelumnya, mayoritas kripto berkapitalisasi pasar besar (big cap) sempat terkoreksi cukup dalam pada bursa perdagangan akhir pekan lalu karena kekhawatiran investor terhadap varian baru virus corona (Covid-19).

Para investor pun sepertinya telah mengalihkan investasi dari pasar saham ke aset kripto lantaran kondisi pasar saham yang saat ini tengah mendapat tekanan dari Omicron, varian baru Covid-19.

Seperti yang dilansir dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, mayoritas kripto (big cap) berhasil berbalik arah ke zona hijau pada pagi hari ini.

Bitcoin melonjak 6,36% dan kembali diperdagangkan pada kisaran level 57.000 dolar AS atau lebih tepatnya pada harga 56.637,44 dolar AS per koin atau setara dengan Rp827.097.264 per koin, dengan asumsi kurs Rp14.350.

Hal ini sebenarnya merupakan kabar baik lantaran sebelumnya bitcoin sendiri sempat anjlok ke kisaran level 54.000 dolar AS.

Sementara itu, kondisi serupa juga diikuti dengan koin digital alternatif (altcoin). Salah satunya adalah ethereum yang berhasil melesat 7,61% ke level 4.336,43 dolar AS per koin atau Rp62.227.771 per koin.

Selain itu, solana juga berhasil melompat jauh 7,87% ke level 207,57 dolar AS per koin atau Rp2.892.530 per koin, serta cardano yang melesat 6,81% ke 1,61 dolar AS per koin atau Rp23.104 per koin.

Nah, berikut ini adalah pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini, geng:

Mayoritas kripto big cap memang telah mengalami koreksi harga setidaknya dalam sepekan terakhir.

Hanya tiga kripto yang masih mencatatkan penguatan, masing-masing adalah ethereum yang melesat di 2,87%, binance coin yang melonjak di 6,99%, serta USD Coin yang menguat 0,19%.

Sedangkan koreksi kripto big cap yang paling anjlok dalam sepekan terakhir adalah cardano yang terjun 11,19% dan polkadot yang ambles 11,18%.

Sementara bitcoin dan kripto big cap lainnya berhasil rebound ke zona hijau setelah sempat terjatuh pada perdagangan akhir pekan lalu lantaran investor yang khawatir dengan adanya Omicron.

Pada perdagangan sebelumnya, Minggu (28/11/2021) kemarin, bitcoin sendiri sempat anjlok 8%, dengan harga sempat mencapai 54.321 dolar AS atau Rp783 juta.

Dilansir dari CNBC International, Minggu (28/11/2021), merosotnya harga pada hari itu merupakan level terendah sejak Oktober 2021.

Koin digital alternatif (altcoin) dengan kapitaliasi pasar paling besar, ethereum, bahkan ikut merosot tajam hingga mencapai 10% menjadi 4.059 dolar AS atau setara Rp58,5 jutaan.

Sementara altcoin lainnya seperti XRP menurun hingga di bawah 95 sen atau 9,9%.

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa varian Omicron yang sebelumnya diberi nama B.1.1.529 adalah varian virus yang dianggap lebih menular dan mematikan.

Varian Omicron ini sendiri pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan dan tujuh negara lainnya di selatan Afrika.

Demi mencegah penyebaran Omicron, beberapa negara mulai memberlakukan larangan masuk bagi warga negara asing yang baru berkunjung ke sejumlah negara di Afrika.

WHO menyatakan bahwa sampel pertama varian asal Afrika Selatan itu teridentifikasi pada 9 November 2021 dan dilaporkan pada 27 November 2021.

Technical Advisory Group on SARS-COV-2 Virus Evolution/TAG-VE mencatat kalau varian yang satu ini memiliki banyak mutasi dan beberapa di antaranya dianggap berbahaya.

Namun, dalam pernyataannya pada Minggu (28/11/2021), pihak WHO belum mengetahui dengan pasti apakah varian Omicron ini bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah atau tidak.

"Varian ini tampaknya tidak seburuk yang diperkirakan pasar pada Jumat lalu, tetapi kita tetap harus berhati-hati," ujar John Vail, global strategist di Nikko Asset Management, dikutip dari CNBC Interntional.

Baca juga artikel seputar Finance atau artikel menarik lainnya dari Muhammad Irsyad.