Bukan rahasia kalau obat-obatan herbal sudah lama jadi andalan manusia. Apalagi di zaman dahulu ketika dunia medis belum modern seperti sekarang.
Ada berbagai resep obat herbal yang biasa dikonsumsi manusia kala itu, seperti tumbuh-tumbuhan hingga bagian-bagian hewan.
Namun, pernahkah kamu menyangka kalau manusia pernah mengonsumsi mumi Mesir untuk dijadikan obat dan bahkan makanan?
Yap, Jaka gak bercanda, geng. Orang-orang zaman dulu benar-benar menganggap "kanibalisme" bisa jadi obat herbal!
Seperti dilansir Live Science, sejak abad pertengahan sampai abad ke-19, orang-orang Eropa sudah rutin mengonsumsi sisa-sisa tubuh mumi Mesir untuk dijadikan obat berbagai penyakit.
Para dokter saat itu percaya bahwa sisa tubuh mumi yang dihancurkan atau dilarutkan bisa menyembuhkan penyakit apa pun. Mulai dari wabah penyakit pes bubonik sampai sakit kepala.
Produk Mumia

Entah apa yang ada di pikiran mereka, rela melakukan hal yang pada dasarnya termasuk aksi kanibalisme ini agar tetap sehat. Selain menjijikkan, tentunya rasa dari bagian mumi tersebut juga pastinya gak enak, kan?
Namun, kamu akan bisa menemukan Mumia, produk yang dibuat dari tubuh mumi, di mana-mana. Toko obat yang ada di penjuru Eropa pasti menyediakannya.
Mumia dikonsumsi oleh orang kaya maupun orang miskin, dan dibuat dari sisa tubuh mumi yang dibawa ke Eropa langsung dari makam-makam kuno di Mesir.
Apalagi, mumi-mumi tersebut diklaim merupakan mayat firaun. Alhasil, banyak anggota kerajaan dan bangsawan yang merasa itu jadi obat paling pas buat mereka. Istilahnya, bangsawan makan bangsawan, deh. Serem gak, tuh?
Sejak abad ke-12, banyak apotek yang mulai menjual sisa tubuh mumi yang sudah dihaluskan sebagai obat. Hal itu terus berlanjut sampai 500 tahun kemudian.
Di dunia di mana antibiotik belum ditemukan, banyak dokter yang meresepkan tengkorak, tulang, dan daging yang dihaluskan sebagai obat sakit kepala, bengkak, hingga wabah.
Banyak mumi palsu

Namun, gak semua orang yakin dengan penggunaan mumi sebagai obat ini. Misalnya Guy de la Fontaine, dokter kerajaan yang gak yakin obat dari mumi benar-benar berguna.
Soalnya, ia pernah melihat ada mumi yang dipalsukan. Seharusnya mumi yang digunakan khusus berasal dari Mesir Kuno. Tapi ada mumi yang justru dibuat dari mayat rakyat jelata di Alexandria pada 1564.
Orang-orang ditipu, mereka gak benar-benar mengonsumsi mumi yang berasal dari zaman kuno. Hal itu karena permintaan terhadap produk dari mumi begitu besar, sementara suplai mumi Mesir kuno sendiri tidak sebanyak itu.
Gak cuma mumi
Alhasil, banyak dokter yang beralih menggunakan daging dan darah manusia yang segar sebagai obat. Mereka percaya kalau "obat" yang lebih segar justru lebih ampuh daripada yang berasal dari mayat berusia ratusan tahun.
Bahkan, Raja Charles II dari Inggris saja benar-benar sempat mengonsumsi obat yang terbuat dari tengkorak manusia setelah mengalami kejang.
Tradisi ini pun berlanjut hingga 1909. Banyak dokter menggunakan tengkorak manusia untuk mengobati masalah neurologis.
Kalau sekarang sih, tentunya sudah gak ada lagi praktik-praktik kayak gitu. Banyak ahli yang sudah sadar bahwa hal itu justru merusak artefak-artefak arkeologi yang sangat berharga. Jadi mereka menghentikannya.
Memang ada-ada saja deh, tradisi orang-orang masa lalu ini. Kalau hal itu masih kejadian sampai sekarang, apa kamu bakal berminat untuk mencobanya, geng?
Baca juga artikel seputar Hiburan, Viral, atau artikel menarik lainnya dari Syifa Nuri Khairunnisa.
BACA JUGA
Bentuknya Mirip Monster, Sepotong Cheetos Dijual Lebih dari Rp12 Miliar! Laku Gak Tuh?!
Mantap Hijrah dan Berhijab, Pramugari Kubur Baju-baju Seksinya, Netizen: Mending Disumbangin!
Pernah Jadi Orang Terkaya di Dunia, Pengusaha Ini Sekarang Bangkrut dan Dipenjara!
Kerja di Netflix dengan Gaji Rp541 Juta per Bulan, Pria Ini Malah Resign Karena Bosan!