Kedatangan seekor orangutan di Desa Lusan, Kecamatan Muara Konam, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur pada Senin (07/06/2021) lalu menghebohkan masyarakat sekitar.
Pasalnya, itu adalah kali pertama ada orangutan yang muncul di area perkampungan warga. Beberapa orang pun berlomba-lomba mengabadikan momen langka tersebut.
Terlihat dari rekaman video yang beredar, satwa yang dilindungi itu terlihat jinak sehingga masyarakat tidak segan untuk mendekati, memegang, dan memberi makan orangutan tersebut.

Kepala Desa Lusan, Muhammad Irham mengatakan pada VICE World News bahwa pada awalnya istrinya melihat orangutan itu berpindah dari pohon ke pohon di dekat rumahnya.
Sempat ketakutan, sang istri menutup pintu dan jendela lalu berlari untuk memberi tahu penduduk desa lain, yang keluar untuk menyaksikannya sendiri.
Setelah mengetahui bahwa orangutan tersebut cukup jinak, masyarakat menyuguhinya dengan nangka, pisang, dan susu hingga primata tersebut tertidur di pohon di belakang sebuah rumah.
Seperti dimuat Kompas, pelaksana tugas (Plt) Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim Nur Patria Kurniawan segera mengirim tim ke desa tersebut untuk mengevakuasi orangutan itu.
Diakui Nur, ketiadaan sinyal dan akses yang cukup jauh menyebabkan proses evakuasi memakan waktu yang cukup lama.

Orangutan itu kemudian dievakuasi ke pusat penyelamatan orangutan di Borneo Orangutan Survival (BOS) Samboja, Kutai Kertanegara.
Tim yang mengevakuasi orangutan tersebut sempat menemui kesulitan lantaran hewan itu sulit ditemukan dan kembali ke hutan.
Saat petugas BKSDA bersiap untuk kembali ke kantornya di Balikpapan pada sore hari 10 Juni 2021, seorang warga menjerit dan menyebut orangutan sehingga petugas segera berlari mendatangi sumber suara.
Setelah yakin dengan ciri-cirinya, petugas BKSDA Kaltim langsung menembakkan obat bius hingga orangutan tersungkur ke tanah.
"Kami langsung tembakan obat bius ke orangutan itu," kata Surya Darmawan, seorang polisi hutan BKSDA Kaltim yang ada dalam misi tersebut kepada Kaltim Kece.
Diduga, orangutan tersebut masuk ke perkampungan warga setidaknya karena ada tiga faktor, yaitu makanan, ingin berteduh atau bersembunyi, atau mencari air.
"Jika salah satu dari unsur tersebut terganggu atau tidak ditemui, maka biasanya mereka (orangutan) akan keluar atau berjalan atau bergerak untuk mencari dan mendapatkannya," papar Nur seperti dikutip dari Kompas.

Meski terlihat lembut dan jinak, orangutan liar bisa menyerang manusia sehingga sebenarnya cukup berbahaya.
"Jika orangutan liar masuk ke desa, itu akan berbahaya, bisa membunuh penduduk desa," kata Jamartin Sihite, CEO Borneo Orangutan Survival Foundation.
Ada dugaan bahwa orangutan jantan dewasa tersebut dilepas dari sebuah program konservasi ke alam liar, karena ditemukan microchip di tubuhnya.
Tentu saja, banyak yang melihat kedatangan orangutan ke kawasan pemukiman ini sebagai pertanda buruk bagi lingkungan, mengingat di sekitar Desa Lusan cukup sering dijumpai pembalakan liar, pembukaan lahan perkebunan sawit, hingga penambangan di hutan dan sungai di sekitar desa.
Baca juga artikel seputar Hewan atau artikel menarik lainnya dari Ayu Kusumaning Dewi.
BACA JUGA
Danau Sentani di Papua Surut, Benda Peninggalan Zaman Purbakala Muncul ke Permukaan
75+ Nada Dering WA Terbaru & Terlengkap 2021, Gratis!
Download Alight Motion Pro MOD APK v3.8.0 Terbaru 2021 | Free & No Watermark!
5 Artis Indonesia yang Koleksi Perhiasan Bernilai Fantastis | Bisa Seharga Rumah!