Biaya tuan rumah Piala Dunia tentunya menjadi salah satu hal yang wajib dipertimbangkan negara penyelenggara hajat sepak bola terbesar ini. Modal yang digelontorkan untuk menyukseskan gelaran Piala Dunia memang sudah dipastikan sangat tinggi.
Kendati demikian, fakta tersebut tak menyurutkan minat negara-negara yang berambisi menjadi tuan rumah ajang empat tahunan tersebut. Perhelatan Piala Dunia memang selalu berhasil menjadi daya tarik miliaran manusia.
Saat ini, Qatar sedang menjadi sorotan pencinta sepak bola di seluruh dunia karena terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Tak tanggung-tanggung, negara di Timur Tengah itu menggelontorkan biaya lebih dari Rp3 ribu triliun demi menggelar Piala Dunia edisi ke-22.
Lantas, apa yang sebenarnya membuat banyak negara berlomba menjadi tuan rumah Piala Dunia? Ketahui juga untung-rugi menjadi tuan rumah Piala Dunia berikut.
Keuntungan Jadi Tuan Rumah Piala Dunia

Banyak negara berani dan bahkan rela mengantre bertahun-tahun untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia. Hal ini tidak telepas dari berbagai target keuntungan yang sudah diincar. Keuntungan ini pun tak selalu harus berupa materi.
Berikut beberapa keuntungan menjadi tuan rumah Piala Dunia:
1. Prestise/Gengsi
Persaingan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia tidaklah mudah, bahkan cenderung sulit. Alhasil, ketika suatu negara berhasil memenangkan persaingan tersebut ada kebanggaan yang sudah pasti disorot oleh dunia.
Terpilihnya menjadi tuan rumah Piala Dunia, membuat negara yang bersangkutan secara otomatis juga menjadi sorotan internasional. Negara yang sebelumnya mungkin tidak dikenal tentu menjadi lebih populer nantinya.
2. Ekonomi
Modal yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan turnamen ini memang sangatlah besar. Namun, modal yang telah dikeluarkan tersebut berpotensi bisa kembali dengan cepat atau bahkan mendapat untung.
Besaran keuntungan ekonomi jangka panjang dan jangka pendek pun jadi alasan mengapa banyak negara berani menggelontorkan dana hingga miliaran dolar Amerika Serikat. Sumber utama pendapatan ini umumnya diraih dari sektor pariwisata selama dan sesudah ajang berlangsung.
3. Lapangan Pekerjaan
Perhelatan Piala Dunia mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di suatu negara, terutama dalam jangka pendek. Bahkan, tidak menutup kemungkinan hadirnya gelaran Piala Dunia membuka proyek baru di negara tersebut.
Roda ekonomi jelas akan berputar selama proses persiapan sebelum hingga saat dimulainya ajang ini. Tak cuma masyarakat di negara penyelenggara, kebutuhan tenaga dalam jumlah besar membuat lapangan pekerjaan bisa menyerap para migran.
Kerugian Jadi Tuan Rumah Piala Dunia

Meski terdapat potensi keuntungan, bukan berarti menjadi penyelenggara Piala Dunia tidak memiliki risiko. Pasalnya, ada ancaman kerugian signifikan yang membayangi negara tuan rumah. Biaya yang membengkak khususnya untuk infrastruktur menjadi salah satu alasan utama.
Berikut beberapa kerugian menjadi tuan rumah Piala Dunia:
1. Utang
Acara olahraga memang hampir selalu menghabiskan uang lebih banyak dari anggaran yang direncanakan. Pembelanjaan yang berlebihan untuk infrastruktur khususnya stadion, telah menyebabkan beberapa tuan rumah terlilit utang besar.
Ancaman ini juga bisa saja terjadi pada Qatar yang meski dikenal sebagai salah satu negara kaya di dunia. Hal ini tidak terlepas dari Qatar yang mempercepat progress persiapan turnamen. Per minggunya saja telah menghabiskan sekitar 500 juta dolar AS.
2. Infrastruktur Terbengkalai
Tidak sedikit sarana prasarana yang ditinggalkan begitu saja setelah Piala Dunia berakhir. Fenomena yang dikenal sebagai 'Gajah Putih' ini menjadi masalah utama yang kerap dialami negara tuan rumah.
Brasil misalnya, sebagai tuan rumah Piala dunia 2014 telah mengalami pembengkakan biaya karena negara tersebut banyak melakukan pembangunan jalan baru, stadion, hingga hotel baru. Stadion Mane Garrincha di Brasilia bahkan sekarang nasibnya menjadi depot bus.
3. Isu Pelanggaran HAM
Sebenarnya, kerugian yang satu ini baru-baru ini saja terjadi dengan menimpa Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Sekitar 90 persen dari total tenaga kerja di Qatar, diduga dibayar rendah dan mengalami kondisi hidup di bawah standar.
Ini bisa menimbulkan kerugian besar bagi Qatar jika terbukti benar terjadi. Selain itu, kerugian satu ini juga bisa terjadi kepada tuan rumah siapa saja, terutama jika melakukan persiapan secara "membabi buta".
Berapa Biaya & Pemasukan Piala Dunia 2022?

Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) diperkirakan akan memperoleh pemasukan bersih Rp46 triliun dari ajang Piala Dunia 2022. Estimasi ini diperoleh dari biaya penyelenggaraan dikurangi pemasukan keseluruhan.
Qatar sendiri menggelontorkan hingga Rp3.300 triliun lebih untuk mempersiapkan segala sesuatunya selama 12 tahun, terhitung sejak ditetapkan sebagai tuan rumah pada 2010 lalu.
FIFA juga harus menyiapkan sekitar Rp26,3 triliun yang digunakan untuk hadiah juara Piala Dunia 2022. Terbagi untuk match fee (uang yang diberikan kepada semua tim yang bertanding) totalnya mencapai Rp6,8 triliun. Sementara tim yang juara, FIFA mengalokasikan hadiah Rp650 miliar.
Sedangkan tim yang tidak lolos fase grup masing-masing berhak atas match fee sebesar Rp132,9 miliar. FIFA juga mengeluarkan dana operasional yang antara lain untuk menyiarkan seluruh pertandingan sebesar Rp3,82 triliun, biaya operasional 32 tim sebesar Rp5,04 triliun, dan biaya kepanitian sebesar Rp3,2 triliun.
Daftar Biaya Piala Dunia dari Masa ke Masa

Piala Dunia edisi ke-22 tahun ini disebut-sebut menjadi yang termahal sepanjang sejarah. Mengutip Deutsche Welle, turnamen kali ini merupakan termahal dari semua Piala Dunia yang diadakan sejak pertama kali pada tahun 1930.
Lebih dari 200 miliar dolar AS atau sekitar Rp3.300 triliun dikeluarkan Qatar. Sebagian besar dari dana tersebut merupakan biaya infrastruktur pembangunan besar-besaran stadion Piala Dunia Qatar.
Berikut daftar biaya piala dunia dari gelaran 1994-2022:
Piala Dunia 2022 Qatar (USD220 miliar atau sekitar Rp3.349,3 triliun)
Piala Dunia 2014 Brasil (USD15 miliar atau Rp228,36 triliun)
Piala Dunia 2018 Rusia (USD11,6 triliun atau Rp176,6 triliun)
Piala Dunia 2002 Jepang (USD7 miliar atau Rp106,6 triliun)
Piala Dunia 2006 Jerman (USD4,3 miliar atau Rp65,46 triliun)
Piala Dunia 2010 Afrika Selatan USD3,6 miliar atau Rp54,8 triliun)
Piala Dunia 1998 Prancis (USD2,3 miliar atau Rp35,06 triliun)
Piala Dunia 1994 Amerika Serikat (USD500 juta atau Rp7,6 triliun)
Akhir Kata
Menjadi tuan rumah Piala Dunia akan selalu menjadi ambisi negara-negara di seluruh dunia yang mengejar gengsi, pamor, hingga keuntungan ekonomi. Namun, biaya piala dunia yang sangat besar menjadi momok dan ancaman bagi negara yang sebenarnya belum siap.
Perlu diingat, hingga saat ini tidak mungkin untuk menaksir biaya pasti berapa penyelenggaraan Piala Dunia. Biaya tuan rumah Piala Dunia sekali lagi harus menjadi pertimbangan penting bagi negara yang berminat menyelenggarakannya.
Baca juga artikel Bgibola APK, Goblin TV APK, atau artikel menarik lainnya dari Ilyas.