Kota Dubai baru-baru ini diguyur oleh banjir yang mengakibatkan aktivitas kota lumpuh total. Banjir tersebut disebabkan oleh hujan lebat yang belum pernah terjadi dalam 75 tahun terakhir.
Curah hujan tinggi menyebabkan lalu lintas di Dubai terhenti. Enam jalur tol tergenang air dan satu terowongan jalan dekat bandara terendam banjir dengan kedalaman beberapa meter. Kondisi ini memaksa bandara di Dubai untuk tidak beroperasi.
Penerbangan dari dan menuju bandara tersebut ditunda dan dialihkan akibat banjir ini. Para penumpang diimbau untuk tidak datang ke bandara sampai situasinya pulih.
Maskapai penerbangan Emirates juga harus membatalkan semua check-in karena staf dan penumpang kesulitan mencapai bandara akibat banjir tersebut.
Uni Emirat Arab (UEA) mengalami curah hujan sebesar 259,5 milimeter pada hari Selasa, jumlah curah hujan terbesar dalam 75 tahun terakhir. Beberapa warga mengaku terjebak di dalam mobil atau kantor semalaman akibat banjir ini.
Situasi ini menjadi pengalaman yang menakutkan bagi banyak orang. Salah seorang pekerja mengungkapkan bahwa ia merasa mengerikan karena jika mobilnya mogok, mobil tersebut akan tenggelam bersama dengannya.
Ia bahkan harus menghabiskan 12 jam lamanya di jalan yang tergenang banjir setelah perjalanan yang seharusnya hanya berlangsung selama 15 menit.
Pusat Meteorologi Nasional UEA melakukan upaya rekayasa cuaca dengan penyemaian awan karena kondisi di gurun membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat meresap air.
Namun, jumlah hujan yang turun terlalu banyak sehingga daratan tidak mampu menyerapnya.
Banjir di Dubai ini menjadi perhatian publik karena banyaknya kerugian dan dampak negatif yang ditimbulkan. Aktivitas lumpuh, bandara terendam, dan penerbangan ditunda menjadi sorotan utama dalam kejadian ini.