Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group, merupakan sosok inspiratif yang menorehkan kisah sukses luar biasa. Lahir dari keluarga miskin di China, dia berhasil menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.
Masa Kecil yang Penuh Tantangan
Eka Tjipta lahir di Quanzhoun, China pada tahun 1921. Saat berusia 9 tahun, dia pindah ke Indonesia bersama keluarganya dan menetap di Makassar.
Kehidupan yang serba kekurangan memaksanya berhenti sekolah setelah menyelesaikan pendidikan SD.
Untuk membantu ekonomi keluarga, dia berjualan biskuit dan kembang gula, kemudian beralih ke terigu, semen, dan kebutuhan lainnya di masa penjajahan Jepang.
Perjalanan Menuju Kesuksesan
Eka Tjipta pantang menyerah. Dia mencoba berbagai usaha, termasuk menjadi kontraktor pembuat kuburan dan berdagang kopra.
Pada tahun 1968, dia mendirikan CV Bitung Manado Oil Limited (Bimoli), pabrik minyak kelapa.
Dia juga membangun CV Sinar Mas, Tjiwi Kimia, dan mengembangkan bisnisnya ke perkebunan kopi, karet, kelapa sawit, dan teh.
Membangun Sinar Mas Group
Pada tahun 1982, Eka Tjipta membeli Bank Internasional Indonesia (BII) dan merambah ke sektor properti.
Sinar Mas Group pun berkembang pesat menjadi salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia dengan jangkauan di berbagai sektor, seperti pulp dan kertas, agribisnis dan pangan, keuangan, developer dan real estate, telekomunikasi, energi dan infrastruktur, serta kesehatan dan pendidikan.
Prestasi dan Warisan
Eka Tjipta pernah masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes dan Globe Asia.
Dia meninggalkan warisan luar biasa bagi Sinar Mas Group dan dikenal sebagai sosok dermawan yang aktif dalam kegiatan filantropi.
Meninggalkan Tongkat Estafet
Eka Tjipta meninggal dunia pada tahun 2019 di usia 98 tahun. Sebelumnya, dia telah menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan Sinar Mas Group kepada anak-anaknya.