Muryani, Lulusan SD yang Mampu Ciptakan Alat Pengubah Sampah Plastik Jadi BBM

Default

eorang pria lulusan SD bernama Muryani telah berhasil mengolah limbah menjadi bahan bakar minyak (BBM) sebagai tanggapan terhadap masalah menumpuknya sampah plastik. Sampah plastik membutuhkan waktu lama untuk terurai, sehingga lambat laun dapat menumpuk.

Menginspirasi dari situasi tersebut, Muryani berusaha keras untuk menciptakan alat khusus yang mampu mengolah sampah plastik. Upayanya tidak sia-sia, karena pada tahun 2009 ia berhasil membuat mesin destilator untuk mengolah sampah plastik.

Muryani belajar secara otodidak untuk membuat mesin tersebut. Dari berbagai pengalaman dan penelitian yang dilakukannya, ia menyadari bahwa sampah plastik dapat menjadi BBM alternatif.

Pada awal pembuatan mesin pengolah limbah plastik, Muryani mengeluarkan uang pribadinya sebesar Rp2,5 juta. Alat pertamanya memiliki kapasitas 3 kilogram, namun waktu yang diperlukan untuk pemrosesan sangat lama. Proses pengolahan dimulai pada pukul 07.00 WIB dan baru selesai pada pukul 19.00 WIB. Hasilnya pun masih jauh dari harapan.

Namun, Muryani tidak putus asa. Ia melakukan berbagai penelitian dan menemukan bahwa tidak semua jenis limbah plastik dapat dengan mudah diolah. Beberapa jenis limbah tersebut sulit diolah dan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Menggunakan pengetahuan tersebut, Muryani kemudian fokus mengumpulkan limbah plastik seperti kantong kresek, gelas minuman, dan botol oli bekas, karena sampah-sampah tersebut lebih mudah diolah menjadi BBM alternatif. Sedangkan limbah plastik yang sulit diolah antara lain botol minuman kemasan, jas hujan dengan kandungan asam tinggi, aluminium foil, baju bekas, dan alas kaki.

Muryani kemudian membuat mesin pengolah dengan ukuran produksi yang lebih besar, mampu menampung hingga 10 kilogram sampah plastik. Setelah sampah plastik hancur, limbah tersebut digiling menggunakan mesin pencacah yang telah disiapkan. Plastik juga harus benar-benar kering agar BBM yang dihasilkan berkualitas baik dan mesin tidak mengeluarkan uap.

Setelah memastikan bahwa cacahan plastik sudah kering, limbah tersebut siap dimasukkan ke mesin destilator. Bahan bakar yang digunakan dalam pemrosesan adalah elpiji.

Proses pengolahan sampah plastik tidak membutuhkan waktu lama. Setiap kali proses pengolahan limbah plastik, hanya dibutuhkan satu tabung elpiji berukuran 3 kilogram. Durasi pengolahan juga relatif lebih singkat, hanya membutuhkan waktu sekitar empat jam untuk menyelesaikan proses pengolahan seluruh limbah plastik.

Mesin yang ia buat dapat mengolah limbah plastik menjadi tiga jenis BBM alternatif, yaitu setara dengan solar, setara dengan premium, dan setara dengan minyak tanah.

Meskipun mesinnya sudah sampai ke lokasi tujuan, Muryani tetap membantu memberikan konsultasi pengoperasiannya. Misalnya, ketika dalam proses pemrosesan muncul uap, menurut Muryani itu terjadi karena limbah plastik yang dimasukkan masih basah.

Muryani pernah mencoba untuk mendapatkan hak paten atas mesin yang ia buat, namun ia mengalami kendala teknis seperti desain. Karena ia membuat mesin tersebut secara otodidak dan tidak memahami tentang gambar dan fisika, hal itu menjadi kendala tersendiri. Meskipun begitu, ia masih berencana untuk memberikan merek kepada mesin yang ia buat agar memiliki ciri khasnya sendiri.

Selain digunakan untuk keperluan pribadinya, hasil pengolahan BBM alternatif yang dilakukan oleh Muryani juga banyak diminati oleh pelanggan lainnya, terutama petani. Banyak pelanggan yang memesan BBM alternatif langsung dari tempat produksi Muryani, karena harganya relatif terjangkau, yaitu Rp8.000 per liter.

BBM setara dengan premium digunakan untuk kendaraan operasional Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Muryani menggunakan kendaraan roda tiga untuk mengangkut limbah plastik, yang dengan mudah ia dapatkan dari langganan yang biasa memasoknya. Sedangkan BBM setara dengan solar dipesan oleh petani pembajak sawah. Biasanya, setiap tiga bulan sekali petani pembajak sawah memesan hingga 25 liter untuk keperluan operasional mesin pembajaknya.

Muryani berhasil mengolah limbah menjadi BBM alternatif sebagai solusi atas masalah menumpuknya sampah plastik. Dengan usaha dan pengetahuannya yang didapat secara otodidak, Muryani telah memberikan kontribusi positif dalam mengatasi permasalahan lingkungan dan menciptakan BBM alternatif yang terjangkau.

Tautan berhasil disalinX
x

Keluar dari JalanTikus

Popup External Background JalanTikus

Apakah anda yakin untuk meninggalkan website JalanTikus?

Ya
Batal